Sabtu, 24 Januari 2015

Otoritas Jasa Keuangan



1. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang OJK.
OJK adalah lembaga negara yang independen yang diberi kewenangan yntuk menjalankan tugas pengaturan dan pengawasan industry jasa keuangan di Indonesia. Lembaga keuangan yang diawasinya adalah perbankan, pasar modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang terdiri atas asuransi, dana pensiuan dan lembaga pembiayaan.
2. Tujuan, Fungsi dan Tugas OJK
a. Tujuan OJK
1. Agar kegiatan jasa keuangan di sector keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
2.     Agar mampu  sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
3.     Agar mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
b. Fungsi OJK
   Fungsi OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sector jasa keuangan.
c. Tugas OJK
    Tugas utama OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap :
1.        Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
2.        Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
3.   Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lain.
Pengaturan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan,aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas dan wewenang OJK. Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan selain hal yang di atur dalam undang-undang OJK atau macroprudential, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia 
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, OJK berkoordinasi dengan otoritas lain, yaitu Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jika bank bermasalah dalam kesehatannya OJK memberikan informasi kepada LPS. Demikian pula apabila bank mengalami kesulitan likuiditas atau kesehatan bank memburuk, OJK menginformasikan bank tersebut ke Bank Indonesia agar melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai kewenangannya.


Rabu, 07 Januari 2015

Inflasi






a. Pengertian Inflasi

     Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata lain, inflasi merupakan proses menurunnya nilai uang secara terus menerus. Tingkat harga yang dianggap tinggi belum menunjukkan inflasi, inflasi dianggap jikaterjadi proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.

b. Penggolongan Inflasi

1. Jenis Inflasi berdasarkan Sumbernya
    a. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat             terjadinya  defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
    b. Inflasi yang bersumber dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

2. Jenis Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya
    a.    Inflasi ringan (dibawah 10% per tahun)
    b.    Inflasi bsedang (10% - 30% per tahun)
    c.    Inflasi berat (30% - 100% per tahun)
    d.   Inflasi sangat berat/tak terkendali /hyperinflation (diatas 100% per tahun)

3. Jenis inflasi berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga
    a.    Inflasi tertutup (closed inflation), jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu.
  b. Inflasi terbuka (open inflation), jika kenaikan harga terjadi secara keseluruhan.

  
c. Sebab-sebab timbulnya inflasi
    
    a.    Inflasi karena tarikan permintaan (demand-pull inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini permintaan masyarakat meningkat secara agregat. Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena peningkatan belanja pemerintah, peningkatan permintaan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang untuk kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat ini mengakibatkan harga-harga naik karena penawaran tetap.

    b.    Inflasi karena biaya produksi (cost-pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena perubahan penawaran akibat naiknya biaya produksi. Kenaikan biaya produksi terjadi karena kenaikan harga-harga bahan baku.

Teori Inflasi

Ada tiga teori yang membahas mengapa inflasi bisa terjadi
1. Teori Kuantitas, menurut teori ini inflasi terjadi karena dua hal, yaitu jumlah uang yang beredar dan faktor psikologis masyarakat menyangkut harapan mengenai kenaikan harga.
2. Teori Keynes, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya. Terjadi peningkatan permintaan keseluruhan (agregate demand) yang jauh melebihi jumlah yang tersedia. Dalam masyarakat terjadi celah atau kekurangan barang-barang akibat pengaruh inflasi.
3. Teori Struktural, teori ini menjelaskan inflasi yang dikaitkan dengan faktor-faktor sturktural perekonomian suatu negara. Faktor struktural khusus bagi negara berkembang menyangkut dua hal yaitu berkaitan dengan ekspor dan produksi bahan makanan.

d. Dampak Inflasi
Dampak inflasi terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :
1)    Investasi berkurang
2)    Mendorong tingkat bunga
3)    Mendorong tindakan spekulatif
4)    Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
5)    Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi masa yang akan datang
6)    Daya saing barang ekspor berkurang
7)    Menimbukan defisit neraca pembayaran
8)    Merosotnya kesejahteraan masyarakat
 



e. Cara mengatasi inflasi

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah segala kebijakan pemerintah dibidang moneter (keuangan) yang bertujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan moneter dilakukan melalui Bank Indonesia sebagai bank sentral sebagai berikut : 
a. Kebijakan penetapan persediaan kas (cash ratio)
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank.
b. Kebijakan diskonto
Bank sentral dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya agar masyarakat terdorong untuk menabung.
c. Kebijakan operasi pasar terbuka
Bank sentral akan menjual surat-surat berharga (seperti obligasi) ke pasar modal. Apabila surat berharga ini terjual, maka uang masyarakat (dari peredaran) akan masuk ke bank sentral sehingga uang yang beredar berkurang.
d. Kebijakan kredit
Kebijakan kredit dapat dilakukan dengan cara pemberian kredit secara selektif.
2. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat mempengaruhi tingkat inflasi, yaitu :
a. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
Pemerintah harus bersedian menekan anggaran pengeluarannya, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat menurunkan harga.
b. Menaikan tarif pajak
Naiknya tarif pajak akan mengurangi tingkat konsumsi. Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga dapat turun.
c. Meningkatkan pinjaman pemerintah.
Dapat ditempuh dengan jalan tanpa paksaan atau dengan pinjaman paksa. Cara yang paling efektif bagi pelaksanaan pinjaman pemerintah adalah membekukan sebagian simpanan masyarakat di bank.


f. Cara menghitung inflasi


Rumus menghitung inflasi :

                IHKt – IHKt-1
Inflasi = -------------------- x 100%
                     IHKt-1

g. Deflasi

Deflasi merupakan suatu keadaan dimana tingkat harga secara umum mengalami penurunan. Akibat yang ditimbulkan dari deflasi antara lain :
1.     Terhambatnya pertumbuhan ekonomi
2.     Masyarakat berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang
3.     Masyarakat cenderung menyimpan barang
4.     Nilai mata uang mengalami penurunan